Other Menu

Selasa, 22 Mei 2012

Gaya Bahasa, Diksi dan Peristilahan


Gaya bahasa, Diksi, dan non peristilahan mempunyai fungsi sangat penting dalam karya ilmiah (nonfiksi) idak maupun dalam karya sastra (fiksi). Pemakaian gaya bahasa, diski dan peristilaham dalam karya ilmiah berbeda dengan karya sastra. Gaya bahasa, diksi, dan peristilahan yang digunakan dalam karya ilmiah bersifat objektif, yakni tidak menimbulkan paksa (penafsiran ganda atau multi tafsir). Gaya bahasa, diksi, dan peristilahan dalam karya ilmiah harus memiliki makna tunggal, yakni penulis maupun pembaca memiliki pemahaman makna yang sama. Dengan demikian antara pembaca yang satu dengan yang lain, memiliki pemahaman makna yang sama.
Adapun gaya bahasa, diksi, dan peristilahan dalam karya sastra atau fiksi bersifat subjektif, sehingga menimbulkan taksa. Oleh karena itu, dalam karya fiksi, gaya bahasa, diksi, dan peristilahan yang digunakan oleh seorang pengarang lebih bersifat pribadi (subjektif). Terkait dengan hal tersebut di atas pada bagian ini akan membahas mengenai gaya bahasa, diksi, dan peristilahannya dengan karya ilmiah. Begitu juga, hal-hal yang berkaitan dengan diksi, yakni kesesuaian kata, perubahan makna, denotasi dan konotasi, sinonim, idiomatic, kata Tanya, homonym-homofon-homograf, kata abstrak, dan kata konkrit, kata umum dan kata khusus dan kata baku dan non baku.
 Langsung aja download materinya di sini

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply